REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Warga 10 desa di dua kabupaten perbatasan RI-Timor Leste, masing-masing delapan desa di Kabupaten Belu dan dua desa di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, segera nikmati listrik.
"Sebanyak 10 desa itu, depalan di antaranya di Kabupaten Belu masing-masing di Desa Takirin, Lo'okeu, Maudemu, Halimodok, Derok Faturene, Nananoe, Fohoeka dan Desa Nanaet. Sementara dua desa lainnya di Kabupaten Malaka adalah Desa Alas Utara dan Kota Biru," kata Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Atambua Albertus Koko, Kamis (23/7).
Menurut Koko, pemenuhan jaringan penerangan PLN ke 10 desa perbatasan tersebut, masuk dalam program jaringan listrik wilayah perbatasan yang merupakan program pemerintah pusat. Karena itu untuk tahapan kali ini, dua kabupaten perbatasan RI-Timor Leste baru dibidik 10 desa.
Dia mengatakan, saat ini sudah sebagian besar desa sasaran tersebut, telah selesaia penanaman jaringan tiang dan sedang dalam tahapan penyambungan jaringan kabelnya. Sesuai jadwal pada bulan Agustus mendatang aliran listrik sudah bisa dinikmati warga di 10 desa perbatasan tersebut.
Manajer PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sektor Nusa Tenggara Timur Donny Ocniza, memastikan sembilan wilayah di perbatasan dan pulau terluar provinsi selaksa pulau itu segera dialiri listrik dan dinyalakan serentak bertepatan dengan ulang tahun kemerdekaan RI ke 70 pada 17 Agustus 2015 mendatang.
"Saya pastikan pada tanggal 17 Agustus, sembilan wilayah perbatasan dan pulau terluar kawasan Nusa Tenggara Timur akan dialiri listrik," katanya terpisah di Kupang.
Sembilan wilayah terluar dan perbatasan di NTT yang dijamin teraliri listrik saat peringatan HUT ke 70 RI pada 17 Agustus mendatang itu antara lain Amfoang Timur, Amfoang Barat Laut, Amfoang Barat Daya, Naikake, Betun, Rote Barat, Sabu Raijua, Wilayah pedalaman di Kefemenanu, Serta Atambua Barat.
Dia melanjutkan, saat ini para petugas PLN sedang berada di sejumlah wilayah tersebut untuk melakukan pekerjaan memasang penerangan di wilayah-wilayah perbatasan dan pulau terluar tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menyiapkan anggaran Rp 1 triliun untuk biaya pembelian dan distribusi pembangkit listrik tenaga diesel berskala kecil yang dayanya akan didistribusikan ke 47 daerah perbatasan dan pulau terluar Indonesia.
Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) berskala kecil yang akan disediakan untuk 47 daerah perbatasan dan pulau terluar Indonesia itu berkapasitas total 60 megawatt (MW). Nantinya, setiap daerah akan mendapatkan kapasitas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan daerah.