Jumat 24 Jul 2015 18:23 WIB

Standardisasi Keselamatan Kendaraan Umum Dipertegas Usai Lebaran

 Warga berjalan usai mudik saat tiba di terminal kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (23/7).  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Warga berjalan usai mudik saat tiba di terminal kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (23/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan menyampaikan, standardisasi keselamatan kendaraan umum tanpa toleransi akan lebih dipertegas usai musim arus mudik dan balik Lebaran 2015. Standardisasi itu sebagai bagian dari upaya antisipasi angka kecelakaan lalu lintas.

"Standar keselamatan akan diterapkan tanpa toleransi setelah Idul Fitri. Kalau ada yang tidak berfungsi maka kendaraan tidak boleh jalan," ujarnya kepada wartawan di sela inspeksi di Terminal-2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jumat (24/7).

Upaya ini, kata dia, juga bagian dari evaluasi angkutan Lebaran tahun ini. Terutama bagi kendaraan berpelat kuning yang tidak berpedoman dengan standar keselamatan maupun pelayanan umum.

Mantan direktur utama PT Kereta Api Indonesia tersebut mengaku sempat geram dengan temuannya saat menggelar inspeksi di Terminal Terboyo Semarang. Saat sidak, ia mendapati bus yang spedometernya tak berfungsi.

"Saya melihatnya sendiri dan kaget sekaligus kecewa. Kalau spedometer mati, bagaimana cara mengukur kecepatannya di jalan? Masak pakai ilmu kebatinan? Saya termasuk yang tidak percaya dengan hal-hal begitu," ucapnya.

Karena itu, lanjut dia, ke depan harus ada standar keselamatan yang lebih  tegas penerapannya dan melarang kendaraan berangkat jika tak sesuai aturan.

"Larangan keras dan tidak boleh jalan jika ada komponen penting untuk kendaraan tak berfungsi, seperti spedometer mati, lampu sein mati dan lainnya. Sedangkan, kalau kursi sedikit rusak mungkin masih diperbolehkan jika kondisinya darurat," katanya.

Selain itu, berbagai catatan juga menjadi perhatian dari Kementerian Perhubungan selama musim angkutan Lebaran, antara lain sistem pembelian tiket bus antarkota antarprovinsi, sarana dan prasarana terminal dan beberapa lainnya yang dipandang wajib ada perbaikan.

"Ke depan, tiket bus harus 'online' (dalam jaringan). Untuk terminal bus memang tidak harus semewah bandara, tapi harus rapi karena selama ini masih kurang," katanya.

Sementara itu, dalam kunjungan kerjanya di Surabaya dan Sidoarjo hari ini, Ignasius Jonan meninjau arus balik di Pelabuhan Tanjung Perak, kemudian ke Bandara Juanda, Terminal Purabaya, serta stasiun kereta api di Surabaya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement