Rabu 29 Jul 2015 14:36 WIB

Ini Rahasia Garuda Tetap Untung Meski Rupiah Melemah

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah petugas memeriksa kondisi pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aeroasia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten,Selasa (23/2).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah petugas memeriksa kondisi pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aeroasia, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten,Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (persero) sejak awal tahun 2015 ini melakukan kerjasama lindung nilai (hedging) melalui transaksi Cross Currency Swap dengan sejumlah bank nasional, atas obligasi rupiah ke dolar AS senilai Rp 2 triliun. Kebijakan ini dilakukan sebagai strategi untuk mengantisipasi efek melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengungkapkan, cara ini terbukti ampuh untuk menjaga keuangan perseroan. Arif menyebut, melalui Cross Currency Swap Garuda dapat menghindari atau mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional jika dibayar dalan mata uang rupiah karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Hal ini mengingat biaya spare parts, maintainance serta sewa pesawat dibayarkan dalam mata uang dolar AS," ujar Arif kepada awak media, Rabu (29/7).

Perusahaan, lanjutnya, masih melihat perkembangan pasar di mana pada saat yang tepat akan melakukan kegiatan lindung nilai kembali terhadap leverage rupiah. Selain itu, Arif menambahkan, pelaksanan secara rutin transaksi lindung nilai terhadap eksposur penerimaan rupiah dari biaya dolar AS serta bahan bakar, bisa menambah kinerja manajemen risiko di tengah Ekonomi yang masih lesu.

Pada kesempatan yang sama, PT Garuda Indonesia (persero) merilis pada semester I 2015 membukukan laba bersih tahun berjalan (net income year to date) sebesar 29,3 juta dolar AS. Angka ini meningkat 114,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, di mana saat itu Garuda merugi 201,3 juta dolar AS.

"Selain itu Garuda juga berhasil meningkatan market share denpasar domestik maupun para internasional. Pasar domestik, market share kami 44 persen. Pasar internasional 28 persen," ujar Arif.

Garuda Indonesia mencatat pendapatan usaha sebesar 1,84 miliar dolar AS, meningkat 4,7 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 1,76 miliar dolar AS. Sementara itu, beban usaha ditekan 11,6 persen, dari 1,99 miliar dolar AS tahun lalu menjadi 1,76 miliar dolar AS tahun ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement