Jumat 31 Jul 2015 16:16 WIB

Hindari Penipuan! Menpan RB Tegaskan tak Ada Rekrutmen CPNS 2015

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Satya Festiani
Pendaftaran CPNS
Foto: Antara
Pendaftaran CPNS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnandi, menegaskan pemerintah tidak membuka penerimaan CPNS sepanjang 2015. Sehingga ia memastikan adanya iming-iming pembukaan lowongan kerja sebagai PNS di wilayah Jawa Barat merupakan bentuk penipuan.

"Pidana penipuan. Pemerintah dalam hal kebijakan kepegawaian tahun 2015 ini sudah menyampaikan berkali-kali melakukan moratorium penerimaan pegawai negeri sipil. Jadi sepanjang 2015 tidak ada satupun proses recruitmen PNS," kata Yuddy di masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (31/7).

Ia mengatakan, sekitar dua ribu orang di Jawa Barat telah tertipu lowongan CPNS. Menurutnya, ia telah menghubungi Kapolda Jabar untuk mengusut tuntas serta menangkap para pelaku penipuan.

"Dan juga prioritas kita mengembalikan uang yang diambil oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab tersebut," kata dia.

Yuddy menegaskan, pemerintah akan memberhentikan dengan tidak hormat para oknum aparatur pemerintah yang terlibat dalam kasus penipuan lowongan PNS. Ia pun mengaku telah meminta kepada Badan Kepegawaian Negara (BKN) agar segera melakukan tindakan-tindakan administratif semaksimal mungkin.

Kendati demikian, menurutnya sejauh ini belum ada oknum dari pejabat BKN maupun instansi lainnya yang terlibat. "Jadi penipuan itu dilakukan oleh oknum-oknum tertentu kepada masyarakat umum yang ingin menjadi pegawai pemerintah dengan mengambil uang besaran maksimummya itu 10 juta sampai dengan 200 juta," tambah Yuddy.

Menurut dia, penipuan rekruitmen PNS ini dapat terjadi lantaran lemahnya sosialisasi kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar para pejabat pembina kepegawaian di tingkat provinsi untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, salah satunya dengan melalui media massa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement