Jumat 07 Aug 2015 16:55 WIB

RSI Sultan Agung Jadi Percontohan Rumah Sakit Syariah

Rep: Bowo Priadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Foto: rsi sultan agung
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang terus menuai hasil positif. Rumah sakit yang bernaung di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) ini menjadi proyek percontohan bagi Standar Instrumen Sertifikasi bagi Rumah Sakit Syariah di tanah air.

Direktur Utama RSI Sultan Agung, dr H Masyhudi AM MKes mengatakan, upaya untuk merumuskan formulasi layanan kesehatan syaiah merupakan amanah Rakernas Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islami (MUKISI) Bandung, awal tahun ini. Sebagai tindak lanjut, baru- bau ini RSI Sultan Agung telah mendapatkan kunjungan 30 direktur RSI dari berbagai daerah di Indonesia, yang tergabung dalam MUKISI.

Kunjungan tim MUKISI tersebut merupakan salah satu upaya untuk memformulasikan prinsip- prinsip syariah dalam layanan kesehatan Islam yang telah digagas.

“Dalam hal ini RSI Sultan Agung mendapatkan amanah sebagai pilot project standar instrumen sertifikasi Rumah Sakit Syariah di Indonesia,” ungkapnya, di Semarang, Jumat (7/8).

Menurut Masyhudi, hal ini merupakan buah ikhtiar segenap jajaran RSI Sultan Agung dalam berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan yang Islami. Amanah sebagai sebagai rumah sakit proyek percontohan ini, tidak lepas dari capaian RSI Sultan Agung sebagai rumah sakit yang telah meraih akreditasi tingkat paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

“Jadi RS Syariah harus bermutu tinggi, memprioritaskan keselamatan pasien dan ini bisa dilakukan jika telah memenuhi standar badan akreditasi rumah sakit nasional tersebut,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement