Rabu 12 Aug 2015 19:00 WIB

Wapres: Menteri Baru Harus Ada Fokusnya

 Presiden Joko Widodo melantik menteri kabinet baru hasil reshuffle di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).   (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Presiden Joko Widodo melantik menteri kabinet baru hasil reshuffle di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pergantian enam menteri diharapkan dapat memberikan hasil kinerja pemerintahan yang lebih baik.

"Ya tugas-tugasnya harus baik. Harus koordinasi lebih baik, harus ada fokusnya, harus langkah-langkahnya jelas," kata Kalla di Kantor Wapres di Jakarta, Rabu (12/8).

Menurut Kalla, pergantian sejumlah menteri koordinator pada bidang ekonomi dan kemaritiman diharapkan dapat membantu memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia sedang melambat.

Wapres menegaskan perlambatan ekonomi yang dialami Indonesia lebih besar pengaruhnya karena faktor ekonomi eksternal atau dari negara lain.

"Jadi tidak bisa juga perkembangan itu akibat kabinet atau menteri. Tapi memang apapun ingin lebih baik lah," ujar Kalla.

Wapres menambahkan prioritas untuk tiga menteri koordinator pengganti adalah memperbaiki koordinasi antara menteri terkait dibawahnya serta memiliki fokus dan langkah yang jelas untuk memperbaiki kondisi masing-masing bidangnya.

Presiden Joko Widodo telah melakukan perombakan Kabinet Kerja terhadap enam menteri, yaitu Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno diganti oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Sofyan Djalil diganti oleh Darmin Nasution, serta Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo diganti oleh Rizal Ramli.

Selain itu, Jokowi juga mengganti Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dengan Tom Lembong, Menteri Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dengan Pramono Anung, serta Kepala Bappenas Andrinof Chaniago dengan Sofjan Djalil.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement