Jumat 14 Aug 2015 18:56 WIB
Pidato Kenegaraan Jokowi

PKS: Pidato Presiden Bagus, tapi Rakyat tak Butuh Wacana

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR, Jazuli Juwaini.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR, Jazuli Juwaini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini menilai Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Bersama DPR dan DPD Bagus.

Menurutnya pidato tersebut berani jujur mengangkat permasalahan yang dihadapi bangsa setelah 70 tahun medeka. Namun, ujar dia, rakyat tak perlu lagi janji-janji dan wacana dari Presiden Jokowi tetapi rakyat butuh kebijakan pemerintah yang eksesif dan menyelesaikan masalah sehari-hari.

"Di tengah harga-harga yang naik, daya beli rakyat yang menurun drastis, nilai tukar rupiah yang jatuh, yang ditunggu adalah langkah taktis dan efektif pemerintah untuk menanganinya," jelasnya.

Anggota Komisi III DPR itu melanjutkan, Nawacita, Trisakti, Revolusi Mental itu hebat dan menarik untuk digelorakan dan diwacanakan. Namun tugas Presiden dan pemerintahan menuangkan dalam policy plan and policy action yang jelas, terarah, dan terukur.

"Presiden dan kabinetnya harus lebih bergegas membuat policy yang komprehensif untuk jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek misalnya, sangat minim kebijakan Pemerintah untuk menjaga dan mendorong daya beli rakyat," katanya.

Di tengah kondisi ekonomi yang mengkhawatirkan seperti sekarang, pemerintah dan stakeholder terkait harus aktif memberikan informasi dan penjelasan komprehensif tentang langkah-langkah yang mereka lakukan. Misalnya paket kebijakan pemerintah, opsi pemerintah, dan seterusnya.

Jazuli menambahkan, saat ini terkesan pemerintah belum punya kebijakan komprehensif, pemerintah dan otoritas moneter terkesan jalan sendiri-sendiri. Terlebih lagi reshuffle kabinet baru saja dilakukan.

"Pemerintah harus cepat action, jangan lagi berwacana, ambil penuh tanggung jawab, jangan lagi rakyat yang menanggung susah," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement