Jumat 15 Aug 2025 19:00 WIB

MUI Soroti Empat Poin Penting Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo  

Kemerdekaan bukan hanya soal politik, tetapi juga membangun masyarakat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid
Foto: Bimas Islam Kemenag
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa’adi menyoroti beberapa poin penting dari pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI 2025 yang disampaikan di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Menurutnya, pesan-pesan penting tersebut sejalan dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

"MUI menilai pidato Presiden sangat inspiratif dan visioner. Ada beberapa poin yang penting," ujar Zainut dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/8/2025). 

Baca Juga

Zainut memaparkan setidaknya enam poin penting dari pidato Presiden. Pertama, ajakan untuk menafsirkan kembali makna kemerdekaan sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa kemerdekaan bukan hanya soal politik, tetapi juga membangun masyarakat yang sejahtera, cerdas, dan berkeadilan.

Kedua, seruan memperkuat persatuan dan persaudaraan kebangsaan sebagai modal utama membangun kejayaan bangsa. “Karena hanya dengan modal persatuan, kekeluargaan dan gotong royong bangsa Indonesia bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaannya,” ucapnya.

Ketiga, pesan agar pejabat negara, elite politik, dan pemangku kepentingan menjaga serta mengelola kekayaan sumber daya alam demi kemakmuran rakyat. Keempat, penegasan komitmen pemberantasan korupsi melalui pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bebas dari KKN.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement