REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kelompok radikal ISIS menyebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pengkhianat karena mengizinkan Amerika Serikat menggunakan pangkalan udara untuk meneyrang kelompoknya. Militan tersebut juga mendesak umat Islam Turki untuk mendukung kelompoknya dan memerangi 'tentara salib, ateis dan tiran'.
Hal itu diungkapkan dalam sebuah pesan video yang dirilis ISIS di Twitter, Senin (17/8). Dalam rekaman tersebut terlihat seorang Turki yang berbicara dengan diapit dua orang lainnya. Mereka menuduh Erdogan mengijinkan AS memborbardir orang Islam.
Sayangnya rekaman tersebut belum dapat diverifikasi. Namun rekaman yang dibagikan secara luas oleh pendukung ISIS di media sosial mirip dengan propaganda lain yang dilakukan oleh kelompok ekstremis tersebut.
Seperti diketahui, Turki telah menjadi negara terdepan dalam memerangi ISIS. Negara ini juga memberikan pangkalan bagi AS untuk lebih dekat melakukan serangan ke militan. Sebanyak enam jet tempur F-16 tiba di sebuah pangkalan udara Turki pekan lalu dan memulai misi serangan udara terhadap kelompok ISIS.