Kamis 20 Aug 2015 14:11 WIB
Pesawat Trigana Hilang

BMKG Tunggu Pernyataan KNKT Soal Tragedi Trigana Air

Rep: C02/ Red: Angga Indrawan
Petugas SAR gabungan membawa peti jenazah korban kecelakaan pesawat Trigana Air di Kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (20/8).  (Antara/Andika Wahyu)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Petugas SAR gabungan membawa peti jenazah korban kecelakaan pesawat Trigana Air di Kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (20/8). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) masih menunggu pernyataan KNKT tentang jatuhnya pesawat Trigana Air di Pegunungan Bintang Papua. Kepala BMKG Andi Sakya mengatakan BMKG belum bisa berbicara apapun tentang kecelakaan pesawat Trigana Air yang terbang ke Oksibil sebelum KNKT membuat kesimpulan. 

Pada saat kejadian, Andi hanya menyebutkan cuaca saat itu normal. Tapi ada awan tipis yang disebut dengan stratokumulus di lokasi kejadian. Namun, BMKG belum bisa menyimpulkan apakah awan tersebut yang menyebabkan kecelakaan pesawat. 

"Memang ada awan tipis pada saat kejadian. Tapi apakah itu yang menyebabkan kecelakaan, kita masih tunggu kesimpulan dari KNKT," kata Andi Sakya kepada Republika, Kamis (20/8). 

Awan stratokumulus termasuk awan kelompok rendah. Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari tiga kilometer. Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang sering menutupi daerah seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang. Lapisan awan ini sangat tipis dan tidak menghasilkan hujan. Awan ini muncul biasanya pada saat senja apabila atmosfer stabil. 

Pesawat Trigana Air yang terbang dari Sentani ke Oksibil membawa 54 penumpang, termasuk lima kru pesawat. Serpihan pesawat ditemukan di lereng bukit Oksok yang berada 8 mil dari bandara Oksibil. Sejumlah penumpang sudah ditemukan dan diterbangkan ke daerah asal. 

Namun apa yang menjadi penyebab pesawat tersebut jatuh masih belum diungkapkan. Bahkan AirNav Indonesia juga masih mempertanyakan kenapa pilot menurunkan ketinggian pesawat di 8800 feet atau sekitar 2700 meter. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement