REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Islam, Maman Abdurrahman menilai pelaksanaan Musyawarah Nasional MUI nanti merupakan sarana bertukar pikiran dalam mencari kebenaran. Menurutnya, pengertian itulah yang membedakan antara musyawarah dengan proses demokrasi, yang dianggap hanya mencari siapa yang menang dan bukan mencari kebenaran.
"Munas bukan memperebutkan tapi bertukar pikiran mencari kebenaran," kata dia ketika dihubungi ROL, Jum'at (21/8) siang.
Pencarian kebenaran itu, lanjut Kiai Maman, termasuk memilih Ketua Umum MUI. Ia juga mengajak segenap alim ulama di Indonesia nanti, untuk menjadikan Munas tersebut sebagai tempat untuk bermuamalah.
Maman juga menyampaikan harapannya agar pelaksanaan Musyawarah Nasional MUI ke-9 di Surabaya nanti, akan berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun. Sebab, MUI tidak hanya bertujuan untuk memimpin dan menjadi pagar utama ajaran Islam di Indonesia tapi juga untuk menjaga ketertiban di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia ke-9, akan diselenggarakan pada tanggal 24-27 Agustus 2015 di Surabaya. Acara tersebut akan memilih sosok Ketua Umum, yang akan memimpin MUI selama lima tahun ke depan.
Selain itu, Munas MUI nanti akan merumuskan sejumlah garis program dari Majelis Ulama Indonesia ke depan, sekaligus pembahasan tentang sejumlah fatwa.