REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersikukuh menghadapi pelbagai protes terkait relokasi warga Kampung Pulo, Jakarta Timur. Hal demikian tetap mengemuka, meskipun sudah ada kerusuhan fisik di lokasi.
Menurut Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) Maneger Nasution, Ahok telah keliru dalam memandang perlindungan atas HAM. Seperti dinyatakan mantan bupati Belitong Timur ini pada rapat dengan Komunitas Ciliwung Merdeka (KCM) di Balai Kota, Jakarta, pada 24 Juli lalu.
Di laman YouTube, Maneger menjelaskan, terekam pernyataan Ahok bahwa dia mendukung konsep utilitarian dalam melindungi HAM. “Kalau saya ditanya, ‘Apa HAM Anda?’, saya ingin 10 juta orang hidup bila dua ribu orang menentang saya dan membahayakan 10 juta orang, (maka dua ribu orang itu) saya bunuh di depan Anda,” demikian Maneger menirukan ucapan Ahok pada rapat tersebut, Senin (24/8).
Dalam konteks penggusuran Kampung Pulo, Maneger mengakui maksud Ahok. Yakni, ada sejumlah orang yang menolak penggusuran lantaran memanfaatkan situasi banjir rutin di daerah bantaran Sungai Ciliwung itu. Namun, cara pandang Ahok tetap tidak dapat dibenarkan.
“Ada baiknya pemimpin publik meluangkan waktu membaca kembali instrumen HAM, agar hati, pikiran, dan lakunya sesuai dengan perspektif HAM,” ujar Maneger Nasution dalam pesan singkatnya, Senin (24/8).
Maneger menegaskan, konsep utilitarian the greatest happiness for the greatest number tidak bisa dipakai dalam melindungi hak tiap manusia. Tidak ada adagium satu orang boleh dibunuh demi menyelamatkan ratusan atau ribuan orang. Maneger menyayangkan cara pandang Ahok yang dinilainya cacat kemanusiaan.
“Itu hanya dalam kondisi perang. Kita jelas tidak dalam masa perang,” ungkap dia.