REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Promotor Turnamen Piala Presiden, Mahaka Sport and Entertainment memilih tidak menanggapi beredarnya surat pernyataan sikap dari empat peserta Piala Kemerdekaan. Dalam surat yang tertanggal 22 Agustus itu meminta Mahaka Sport and Entertainment agar tetap di bawah supervisi Tim Transisi.
Keempat klub yang menandatangani surat tersebut adalah, PSMS Medan, Persitara Jakarta Utara, Lampung FC, Kalteng Putra dan Persires. Selain itu keempat klub tersebut juga meminta kepada Tim Transisi agar bertindak tegas jika Mahaka tidak berada dalam supervisi Tim Transisi.
Terkait beredarnya surat pernyataan sikap tersebut, CEO Mahaka Sport and Entertainment Hasani Abdul Gani merasa heran dan tidak mengerti dengan surat yang mencantumkan nama Mahaka Sporta and Entertainment.
"Saya anggap saja mereka salah ketik, dari Piala Kemerdekaan jadi Piala Presiden. Kalau mereka peserta kami (Piala Presiden) kami tanggapi," kata Hasani dengan santai saat dihubungi melalui seluler, Selasa (25/8).
Dalam surat yang dibuat di Medan itu juga meminta tim transisi agar menjalankan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mencari kepengurusan baru PSSI. Kemudian mereka juga meminta kepada tim bentukkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) agar menyelenggarakan turnamen lagi setelah Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden berakhir.
Hasani juga mempertanyakan kenapa mereka tidak memprotes turnamen lain, sepert Sunrise of Java (SoJ). Padahal menurutnya sejak awal Mahaka Sport and Entertainment bersikap netra tidak berpihak kepada salah satu antara Kemenpora dan PSSI.
Penyelenggaraan Piala Presiden adalah murni bisnis bukan politik. "Kami tidak berpihak kepada PSSI atau Kemenpora, kami independen," tegas Hasani.