Kamis 27 Aug 2015 05:47 WIB

BI: Indonesia Hadapi Tantangan Berat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menurun.
Foto: Prayogi/Republika
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menurun.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar mengakui Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat, namun berbagai kebijakan telah dilakukan untuk keadaan itu.

Hal itu diungkapkan Deputi BI pada acara pelantik Kepala Perwakilan BI untuk Eropa dan Afrika yang berkedudukan di London, Endy Dwi Tjahjono mengantikan Rizal A Djaafara di ruang Crutacala KBRI London, Selasa (25/8).

Pelantikan mantan Direktur Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Endy Dwi Tjahjono sebagai Kepala Perwakilan BI di London disaksikan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia dan Ny Lastry Hamzah Thayeb dan DCM KBRI London, Anita Luhulima.

Dalam acara serahterima itu juga hadir perwakilan perbankan Indonesia dan perwakilan lembaga lainnya di Inggris dan tokoh masyarakat Indonesia dan mitra kerja Bank Indonesia di London dan sekitarnya. Lebih lanjut Deputi BI mengatakan di bidang moneter, BI tetap mempertahankan kebijakan moneter bias ketat untuk menjaga market confidence dan menekan defisit transaksi berjalan.

Guna mendorong pertumbuhan kredit, telah dilakukan relaksasi terhadap ketentuan loan to value serta melakukan penyesuaian ketentuan GWM-LDR dengan memperluas cakupan DPK termasuk obligasi yangditerbitkan oleh bank.

Sementara di bidang operasi moneter, dilakukan stabilisasi nilai tukar melalui intervensi jual dan melakukan pengendalian penggunaan valas untuk transaksi antar penduduk dalam wilayah NKRI.

Dikatakannya beberapa langkah kebijakan tersebut memberikan dampak positif meskipun belum sepenuhnya memenuhi harapan.Tekanan terhadap rupiah masih berlanjut meskipun Bank Indonesia telah cukup banyak melakukan stabilisasi di pasar valas.

Menyadari kompleksnya tantangan yang dihadapi, koordinasi kebijakan antar institusi terkait akan terus diperkuat, termasuk keberadaan kantor-kantor perwakilan RI di luar negeri.

Pada langkah awal, yang dibutuhkan adalah confidence dari seluruh elemen bangsa serta menyebarkan persepsi positif bahwa perekonomian Indonesia menuju hal yang lebih baik. Sejarah mencatat Indonesia memiliki pengalaman yang baik dalam reformasi ekonomi.

Lebih lanjut Deputi BI, Hendar mengatakan harapan terhadap peningkatan kinerja kantor perwakilan kami di luar negeri semakin penting di tengah beratnya tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia dewasa ini. Pertama, tantangan terberat adalah pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement