Kamis 27 Aug 2015 18:33 WIB

Wasit Terpidana Kasus Suap Bertugas di Turnamen Piala Kemerdekaan

Rep: Ali Mansur/ Red: M Akbar
Piala Kemerdekaan
Foto: Ongisnade
Piala Kemerdekaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, melakukan serangan kepada pihak tim transisi dengan menyebut Piala Kemerdekaan telah melibatkan wasit yang telah terbukti bersalah dalam kasus penyuapan. Hal ini disampaikan langsung oleh ketua Komdis PSSI, Ahmad Yulianto.

Ahmad menyebut sosok wasit yang pernah tersandung skandal suap itu bernama Aris Munadar. Di ajang Piala Kemerdekaan, Aris akan bertindak sebagai inspektur wasit. Lalu Aris juga menjadi inspektur wasit pada dua pertandingan di waktu yang sama pada lapangan yang berbeda.

Ahmad menyampaikan hal tersebut merujuk kepada match summary, yaitu pada laga Persidago melawan Yahukimo di Serang dan Persika melawan Cilegon United di Cilegon pada 18 Agustus lalu. "Mana mungkin ada dua Aris. Lagi pula Aris terjerat kasus suap, kenapa masih dipakai?" tanya Ahmad saat ditemui wartawan di kantor PSSI, Kamis (27/8).

Sebeumnya, Aris telah terbukti menerima suap sebesar 50 juta, yakni putaran II Divisi I pada musim 2012/2013. Akibatnya Komdis PSSI saat itu menjatuhkan hukuman kepadanya berupa larangan beraktivitas seumur hidup. Hukuman dijatuhkan oleh Komdis pada Oktober 2013 sebelum dikuatkan oleh Komisi Banding. Dengan demikian, Komdis mempertanyakan keseriusan Tim Transisi dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam membenahi tata kelola sepak bola Indonesia, seperti yang didengung-dengungkan.

Tidak hanya Aris Munandar, orang yang terlibat suap menjadi bagian dari Piala Kemerdekaan. Yaitu seorang eksekutor suap, Bagong Yuwono yang disebut terbukti membagi-bagikan uang. Baik Aris maupun Bagong, mereka terjerat kasus yang sama yaitu Divisi I putaran II pada musim 2012/2013. Hanya saja Bagong hanya diberikan hukuman dilarang beraktivitas selama lima tahun. ''Saya berharap tim tranisis dapat membuka mata hatinya terhadap orang-orang yang merusak sepak bola seperti penyuapan,'' ujar Ahmad.

Sebenarnya Komdis hanya ingin mempelajari dan kemudian mengingatkan kepada tim transisi dan juga Cataluna Sportindo selaku Event Organizer Piala Kemerdekaan. "Kami hanya ingin mengingatkan untuk bersama-sama, sebetulnya untuk tujuan yang sama agar sepak bola Indonesia lebih baik," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement