REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan pusat pemuda Muhammadiyah menilai hasil seleksi Panitia Seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) KPK sangat mengecewakan. Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan beberapa nama yang dianggap lemah dan bisa bermasalah dikemudian hari masih dipilih oleh pansel.
"Misalnya mereka yang memiliki perspektif agar KPK fokus pada pencegahan. Sedangkan polisi dan jaksa penindakan, padahal nama KPK saja pakai pemberantasan bukan pencegahan,"ujar Dahnil kepada Republika, Selasa (1/9).
Ia menjelaskan, perspektif seperti ini akan berbahaya dan dinilai sebagai usaha untuk mengkebiri peran KPK. Termasuk beberapa sosok yang berpotensi bukan memperkuat KPK tetapi justru melemahkan KPK.
Ia melanjutkan, pembagian bidang pencegahan, penindakan, manajemen, supervisi, koordinasi, dan monitoring juga tidak tepat. Ini dikarenakan terdapat dua nama lain, yakni Busyro Muqodass dan Robby Arya Brata yang sudah lolos proses seleksi.
Kedua nama ini akan ditempatkan dimana. Mengingat keduanya lolos di tahap seleksi denga timsel yang berbeda. Ia berharap DPR bisa terbuka dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang sudah dilakukan oleh Pansel KPK dengan tidak memilih mereka yang berpotensi bermasalah. Ia percaya masih banyak anggota komisi III DPR yang berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia.