REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain mengatakan, jika dibandingkan dengan negara lain, jumlah peneliti Indonesia masih sangat rendah.
“Jumlah peneliti full time di Indonesia jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan negara Asia lainnya,” kata Iskandar saat Ajang Pemberian Penghargaan LIPI kepada Pelaku Industri di Auditorium Utama LIPI, Jakarta, Rabu (2/9).
Iskandar menjelaskan, angka jumlah peneliti Indonesia masih sangat jauh. Menurutnya, Indonesia hanya memiliki 40 peneliti per satu juta penduduk.
Jumlah itu, kata Iskandar, belum termasuk dosen-dosen Perguruan Tinggi (PT). Maksudnya, angka itu hanya jumlah peneliti yang full time bertugas sebagai researcher.
Iskandar membandingkan dengan negara berkembang Asia lainnya. Ia menyebutkan India memiliki 140 peneliti per satu juta penduduk. Sementara jumlah penduduk India secara keseluruhan lebih dari satu miliar. “Angka India jelas lebih banyak dan atas daripada Indonesia,” terang Iskandar.
Di negara Asia lainnya, Iskandar mengungkapkan, Jepang memiliki sekitar 5.000 peneliti. Kemudian, kata dia, Korea mempunya 5.500 peneliti. Untuk negara dengan jumlah peneliti tertinggi, yakni Israel. Menrutnya, negara itu memiliki 6.500 peneliti.
Dengan adanya kondisi demikian, Iskandar berharap pemerintah mampu menemukan jalan keluar dari masalah itu. Ia pun meminta pemerintah untuk meningkatkan lagi anggaran risetnya.
Selain itu, kata Iskandar, sebagian dosen juga perlu dinaikkan lagi rasio penelitiannya. Hal ini perlu dilakukan, tambahnya, mengingat beberapa dosen rasio mengajarnya lebih besar daripada risetnya.