REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Transparency International (TI) menilai komitmen Malaysia memberantas korupsi tidak bisa dipercaya kecuali kasus aliran dana hampir 700 juta dolar AS ke rekening pribadi Perdana Menteri Najib Razak dapat diselesaikan secara independen.
Najib berjuang untuk bertahan di kursi politiknya setelah dokumen yang bocor pada Juli menyiratkan ia menerima aliran uang terkait perusahan negara bermasalaha 1MDB. Ia kemudian mengatakan, uang itu merupakan sumbangan dari Timur Tengah.
Presiden TI, Jose Ugaz mengatakan pada Rabu (2/9) Malaysia sedang menghadapi krisis korupsi. Pertanyaan tentang siapa yang memberi Najib uang dan apa yang terjadi harus segera mendapat jawaban.
"Sampai saat itu, tidak ada klaim kredibel dari pemerintah tentang pemberantasan korupsi," kata Ugaz dalam konferensi antikorupsi internasional di Kuala Lumpur.