REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan Indonesia International Book Fair (IIBF) yang digelar untuk kedua kalinya oleh Indonesia didaulat sebagai pameran kebudayaan selain juga sebagai pameran buku internasional.
Melalui pameran buku ini, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, berharap dapat mendorong penulis-penulis untuk mengeksplorasi banyak cerita rakyat dan cerita asli Indonesia sebagai hasil dari kebudayaan.
"Cerita rakyat dan cerita asli Indonesia akan sangat baik untuk dituangkan di dalam buku dan menjadi salah satu ajang untuk komunikasi dengan budaya dunia," ujar Kacung pada acara pembukaan IIBF di Jakarta Convention Center, Rabu (2/9).
Kacung menilai, pameran buku internasional ini merupakan salah satu bentuk pertukaran kebudayaan dan peradaban. Pertukaran kebudayaan dan peradaban ini akan berjalan baik dengan adanya konvergensi bukan dengan dominasi apalagi perbenturan kebudayaan.
Kacung berharap, pameran buku internasional ini akan mendorong terjadinya konvergensi kebudayaan dan peradaban. Ia juga berharap, Indonesia akan menjadi salah satu aktor utama di dalam terjadinya konvergensi kebudayaan dan peradaban tersebut.