Kamis 03 Sep 2015 14:19 WIB
buwas dicopot

'Calon Pengganti Buwas Harus Berasal dari Reserse'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Esthi Maharani
Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso.

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Sampai kini, pemberhentian Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri masih sebatas rumor semata. Namun Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai seandainya pencopotan itu benar terjadi, maka pengganti Buwas haruslah orang yang mengerti reserse serta memiliki pangkat bintang dua atau bintang tiga.

"Nama-nama yang cocok misalnya Kapolda Jawa Timur Irjen Anas Yusuf atau mantan Wabareskrim Saud Usman Nasution juga bagus," kata komisioner Kompolnas Edi Saputra Hasibuan saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (3/9).

Hingga kini keputusan pemberhentian Buwas masih akan dibahas oleh Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jendral Pol Badrodin Haiti.

"Apapun yang menjadi keputusan Wanjakti harus kita terima," kata dia.

Hal yang nantinya dibahas oleh Wanjakti bukan hanya soal rumor pemberhentian Buwas, tapi juga mutasi sejumlah jabatana perwira tinggi Polri lainnya. Hal ini mengingat posisi Kapolda Bali yang masih kosong sepeninggal Ronny Sompie dan Kapolda Kalimantan Timur yang akan memasuki masa pensiun.

"Kami serahkan ke Kapolri. Kami yakin Kapolri akan membuat keputusan terbaik bagi institusi kepolisian," ucap Edi.

Dia memperkirakan dalam beberapa hari ke depan, Wanjakti akan mengeluarkan keputusan yang sedang ditunggu-tunggu masyarakat. Kompolnas sendiri tidak akan terlalu mencampuri urusan mutasi tersebut.

"Kami hanya memberikan pertimbangan soal kinerja Polri kepada Presiden," ujar Edi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement