REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia mengkonfirmasi jumlah korban tewas kapal tenggelam di Sabak Bernam Malaysia yang mengangkut warga negara Indonesia (WNI) bertambah menjadi 62 orang.
Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono mengatakan, total keseluruhan korban meninggal dunia akibat tenggelamnya kapal telah mencapai 62 orang hingga Senin (7/9). Jenazah ditempatkan di beberapa rumah sakit (RS) yaitu 23 jenazah di RS Ipoh, enam mayat di RS Teluk Intan, 10 mayat di RS Sabak Bernam, dan 23 jenazah di RS Kuala Lumpur. Sementara korban selamat masih tetap berjumlah 20 orang.
‘’Dengan demikian total keseluruhan korban hidup dan meninggal adalah 82 orang,’’ kata dia, Senin.
Adapun jumlah jenazah yang berhasil diidentifikasi hingga saat ini adalah 29 jenazah. Rinciannya sebanyak 21 jenazah diidentifikasi secara langsung oleh keluarga dan delapan mayat diidentifikasi melalui dokumen identitas yang melekat pada tubuh korban. KBRI, kata dia, dibantu pemerintah daerah (pemda) Malaysia menelusuri keluarga korban berdasarkan identitas yang ditemukan. Proses identifikasi jenazah terus berlangsung, baik melalui identifikasi visual maupun identifikasi personal.
‘’Identifikasi melalui tes DNA juga telah dilakukan dengan mengambil sampel DNA keluarga oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) PDRM,’’ katanya.
Sementara itu Tim DVI Polri direncanakan akan segera bergabung untuk membantu mempercepat proses post mortem. Dia mengatakan, KBRI Kuala Lumpur telah membentuk posko di empat titik untuk membantu keluarga korban dalam melakukan identifikasi jenazah, yaitu KBRI Kuala Lumpur, Rumah Sakit Ipoh, RS Teluk Intan, dan RS Sabak Bernam. Dia menambahkan, tim pencari dan penyelamat (SAR) juga masih terus melakukan operasi dalam radius sekitar 1.000 kilometer persegi. Sembilan kapal telah dikerahkan dibantu 30 kapal nelayan dan pasukan pencari pesisir pantai serta dua helikopter.
‘’Sesuai dengan ketentuan SAR Malaysia proses pencarian akan berlangsung selama satu pekan dan jika diperlukan dapat diperpanjang,’’ ujarnya.
Dia menambahkan, satuan tugas (Satgas) KBRI Kuala Lumpur terus melakukan koordinasi dengan pejabat maritim Malaysia mengawasi operasi penyelamatan.