Selasa 08 Sep 2015 14:19 WIB

Sektor Pariwisata Rugi Rp 5 Miliar Akibat Kabut Asap

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Angga Indrawan
Sejumlah pengendara melintasi Jembatan Siak saat asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Senin (7/9).
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah pengendara melintasi Jembatan Siak saat asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Senin (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, ​PADANG -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASITA (Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies), Asnawi Bahar mengungkapkan sektor pariwisata mengalami kerigian sebesar Rp 5 miliar akibat kabut asap yang terjadi di Sumatra Selatan, Jambi, Riau.

"Pertama kita rugi Rp 5 miliar per hari dari tiga provinsi itu. Kita hitung jumlah turis di tiga provinsi itu 5.000 wisatawan. Spending money-nya Rp 1 juta, kita kehilangan uang Rp 5 miliar," tutur Asnawi saat berada di Kota Padang, Selasa (8/9).

Ia melanjutkan, bila kondisi bencana kabut asap berlangsung cukup panjang, maka akan berdampak juga pada ekonomi kerakyatan dan UMKM. Asnawi meminta pemerintah serius menanggulangi bencana kabut asap. Sebab, ia menuturkan, yang akan terdampak adalah rakyat kecil.

Saat ini, ia mengatakan, industri pariwisata sedang mengakali para wisatawan agar tidak membatalkan kunjungannya ke Indonesia akibat kabut asap. Ia tengah mengupayakan, para wisatawan hanya berstatus delay membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Sehingga, ia sedang mengupayakan kerjasama dengan sejumlah pihak seperti hotel, restoran, biro tour and travel bus-bus.

Dikatakannya, sektor pariwisata Sumatra sangat terpukul dengan kondisi bencana kabut asap. Ia bahkan pesimistis target 10 juta wisatawan asing pada 2015 akan tercapai dengan kondisi bencana kabut asap yang berlangsung lama.

"Saya minta pemerintah benar-benar mengawal kondisi ini. Bila berlangsung jangka panjang, maka kerugian di Sumatra akan besar," ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, pemerintah juga mempunyai target wisatawan domestik pada 2015 sebesar 275 juta perjalanan. Menurutnya, perjalanan ke Sumatra Barat sekira 1-1,5 persen atau sebanyak 4-5 juta dari target tersebut. Namun, dengan kondisi bencana kabut asap, ia pesimistis target tersebut tercapai.

"Padamkan api dikawal kebijakan pemadaman itu tak boleh setengah-setengah. Saya harus ngomong keras, karena saya lihat 18 tahun kondisi terus terjadi, tiap tahun terus terjadi, ada apa di negeri ini," tutur Asnawi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement