REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok purnawirawan TNI mendirikan Gerakan Bela Negara (GBN) sebagai upaya menanamkan kembali rasa nasionalisme kepada anak muda. Ketua DPP GBN, Mayjen TNI Purnawirawan Budi Sujana menyebut saat ini jiwa nasionalisme anak muda semakin menipis.
Salah satu misi yang dibawa GBN adalah penyadaran tentang bahaya komunisme gaya baru. Budi menilai, saat ini gerakan komunisme berkamuflase dengan bendera demokratisasi dan HAM. "Langkahnya pelan namun pasti, utamanya mendorong rekonsiliasi," papar Budi saat bertandang ke kantor Harian Republika, Selasa (8/9).
Ia memberi contoh, langkah yang ditempuh komunisme wajah baru ini untuk memunculkan kembali bibit komunisme dengan melakukan pengujian terhadap sejumlah UU. "Ada sejumlah UU yang diuji ke MK, yang gol di pasal 60 huruf g UU No 12 Tahun 2003," ungkapnya.
Dalam UU yang mengatur tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD tersebut pasal yang mengharuskan calon bukan anggota PKI, Ormas yang terlibat dengan PKI atau terlibat langsung dalam G30S/PKI. "Sekarang mereka bisa jadi anggota dewan dengan dicabutnya pasal itu."
Budi menegaskan, pihaknya tidak sepakat jika sampai Presiden Joko Widodo mengucapkan permohonan maaf terhadap gerakan komunisme di Indonesia. "Seolah-olah kita yang salah," ujar dia.