REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kampanye yang meminta penangkapan atas tuduhan kejahatan perang akan mewarnai kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke London. Dilansir dari Anadolu Agency, sekelompok anggota parlemen pada hari Selasa (8/9), telah menyerukan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Inggris untuk dibatalkan.
Dalam sebuah surat terbuka kepada the Guardian, 21 anggota parlemen, akademisi dan para pemimpin serikat buruh mengatakan kalau Netanyahu harus bertanggung jawab atas kejahatan perang yang diidentifikasi oleh dewan hak asasi manusia PBB, termasuk serangan Israel tahun lalu di Gaza.
Surat kabar itu meminta Perdana Menteri Inggris David Cameron, untuk tidak menyambut orang yang memimpin pendudukan Israel dan pengepungan atas Gaza. Pemimpin Israel itu diperkirakan akan menghadapi protes ketika ia tiba di London, hari ini.
Panggilan untuk aksi demonstrasi di luar Downing Street, kediaman resmi Cameron di London, juga telah dibanjiri ribuan orang di media sosial. Lebih 100 ribu telah menandatangani petisi online yang menyerukan penangkapan dan penahahan Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang.
Pemerintah Inggris menyatakan jika Netanyahu memiliki kekebalan penuh atas yurisdiksi kriminal di bawah hukum internasional. Pada Juli tahun lalu, Israel sendiri telah melancarkan Operasi Pelindung Tepi terhadap Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 2.160 kematian warga Palestina, yang kebanyakan merupakan warga sipil.