Jumat 11 Sep 2015 12:41 WIB

Australia Kaji Ulang UU yang Dianggap Terlalu Mengatur Warga

David Leyonhjelm Ingin Australia 'kembali pada kondisi sebagaimana mestinya dahulu'.
Foto: aap
David Leyonhjelm Ingin Australia 'kembali pada kondisi sebagaimana mestinya dahulu'.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Senat Australia, Kamis (10/9), memulai penyelidikan mereka terhadap sejumlah aturan yang dianggap terlalu mengurusi kehidupan warga Australia. Mulai dari aturan yang  masuk akal hingga yang dianggap mengada-ada yang menjadikan Australia sebagai negara engasuh.

Penyelidikan yang digagas oleh senator asal Partai Liberal Demokrat David Leyonhjelm ini mendapat respon dan masukan luas dari masyarakat yang merasa pemerintah terlalu mengatur hidup mereka.

 

Para pendukung susu mentah, misalnya mereka menginginkan hukum kesehatan ditinjau kembali. Sementara pelaku bisnis permainan paintball ingin agar peraturan mengenai bisnis pakaian olahraga dan toko mereka diperlonggar dan ada juga warga yang menuntut revisi aturan tiket lotre.

 

"Tujuan saya adalah mengembalikan warga Australia pada kondisi sebagai mana mestinya dahulu. Saya ingin mengubah kebudayaan dimana pemerintah terlalu melindungi warganya dari pilihan yang buruk,” kata Senator Leyonhjelm.

 

Penyelidikan ini antara lain akan diprioritaskan pada aturan mengenai penggunaan helm bagi pesepeda, UU terkait alkohol, mariyuana dan penjualan rokok serta klasifikasi publikasi, film dan permainan komputer. Secara khusus, Senator Leyonhjelm mengatakan dia hendak menyelidiki apakah aturan pembatasan ketat penjualan alkohol di kawasan hiburan malam King Cross Sydney benar-benar efektif.

 

Selain itu Leyonhjelm juga akan menyelidiki aturan seputar penggunaan ganja komersil.

 

"Saya satu-satunya anggota parlemen federal yang menyerukan penggunaan ganja rekreasi. Mengapa kita bersikeras pemerintah tahu yang terbaik mengenai mengisap ganja?"

 

Hasil penyelidikan ini menurut Senator Leyonhjelm diharapkan dapat melahirkan tekanan untuk juga meninjau kembali sejumlah aturan lain yang dinilai tidak perlu diatur negara seperti kewajiban memagari kolam renang dan lain-lain, sebelum laporan akhir diterbitkan pada bulan Juni tahun depan.

 

"Argumen menentang aturan pagar kolam renang ini adalah orang tua merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka dan kini pemerintah mengambil alih tanggung jawab tersebut dari mereka,” katanya.

 

Usulan penyelidikan ini mendapat dukungan dari sejumlah anggota parlemen lainnya. Namun sejumlah kalangan menilai ini hanya merupakan cara Senator Leyonhjelm menarik simpati warga dan meningkatkan  kepopulerannya menjelang pemilu mendatang.

 

"Ini tawaran pemilu untuk Senator Leyonhjelm, bukan masalah kebebasan publik semata, " Kata Michael Moore dari Asosiasi Kesehatan Masyarakat Australia.

 

"Dengan mengangkat isu seperti negara pengasuj ini atau mendorong agar kepemilikan senjata dilegalkan, mungkin ada sejumlah warga yang akan bersimpati dan mendukungnya dan itu yang akan membuatnya terpilih kembali." tambahnya.

 

Oleh karena itu, Moore mengingatkan agar penyelidikan ini dilakukan dengan serius. Terutama terkait masalah kesehatan masyarakat.

 

"Sebagian orang menilai ini aturan yang menjadikan Australia sebagai ‘negara pengasuh/nanny state, tapi semua mekanisme perlindungan yang sudah diterapkan selama bertahun-tahun di Austaralia ini bisa menguap begitu saja jika kita tidak berhati-hati menyikapinya,”  

 

Moore mendesak agar penyelidikan ini menanggapi secara hati-hati bukti-bukti yang independen sebelum menerbitkan rekomendasi untuk mengubah aturan yang sudah berlaku saat ini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-09-11/senat-australia-kaji-ulang-aturan-yang-dianggap-terlalu-mengatur-hidup-warga/1491692
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement