REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Belasan orang yang tergabung dalam Amanat Penderitaan Rakyat Riau menggelar unjuk rasa terkait bencana kabut asap, Senin (14/9). Aksi dilakukan dengan nekat mengadang kendaraan di tengah jalan di Kota Pekanbaru.
Pada aksi unjuk rasa, terlihat para pendemo membentangkan spandung besar bertuliskan "Tolong Evakuasi Kami" di tengah Jalan Jenderal Sudirman di depan kantor Gubenur Riau. Sejumlah jurnalis yang meliput unjuk rasa itu sempat memperingatkan aksi berbahaya tersebut, namun para mahasiswa tetap berdiri di depan jalan.
"Lebih bagi kami mati ditabrak mobil, daripada mati karena asap," kata seorang demonstran.
Kordinator lapangan demonstrasi, Zainuddin, mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk protes karena pemerintah daerah sangat lamban menetapkan status tanggap darurat bencana asap. Padahal, lanjutnya, sudah sekitar empat minggu udara di Riau tercemar polusi asap hingga level berbahaya.
"Pemerintah juga harus segera mengevakuasi ibu hamil, bayi, balita, anak-anak, lansia keluar dari zona udara berbahaya di Riau," tegas Zainuddin.
Ia juga mengatakan pemerintah pusat dan daerah diminta untuk menerima bantuan pasukan pemadam kebakaran yang ditawarkan oleh negara tetangga yang ingin membantu. Bantuan sebelumnya telah ditawarkan dari Malaysia dan Singapura.
"Segera terima bantuan Bomba (pasukan pemadam kebakaran) dari Malaysia dan Singapura," ujarnya.
Selain itu, kondis asap pekat yang berbahaya seharusnya disikapi pemerintah dengan meliburkan guru-guru, tenaga harian lepas dan PNS diseluruh instansi khususnya di Kota Pekanbaru.