REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman resmi mengumumkan kepengurusan baru partai tersebut dalam Munas ke-4 yang digelar di Depok, pada Senin (14/9).
Beberapa nama politikus yang cukup dikenal publik tidak masuk dalam kepengurusan baru itu, salah satunya adalah Mahfudz Siddiq.
Menanggapi susunan kepengurusan baru PKS, Mahfudz Siddiq mengakui ada perubahan personel di internal PKS. Ia pun mengaku akan fokus menjalankan tugasnya sebagai anggota DPR.
"Namun, ini menjadi hal biasa di setiap partai politik yang digawangi pimpinan yang baru," ujar Ketua komisi I DPR RI itu, Senin (14/9).
Mahfudz membantah perubahan yang terjadi di internal PKS juga akan memengaruhi struktur Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di DPR RI.
"Yang saya dengar saat agenda majelis syuro tidak ada. Kalau di fraksi kita belum tahu, ini kan baru menyusun kepengurusan yang baru," katanya.
Tidak masuknya sebagian pengurus lama menurut dia adalah kebijakan dari DPP dan ketua majelis syuro. Saat ini, imbuh Mahfudz, Wakil Sekretaris Jenderal hanya ada satu. Namun, struktur ke bawahnya sama, fungsinya juga hampir sama.
Mantan Ketua Fraksi PKS ini membantah adanya kabar kepengurusan PKS yang baru akan melakukan 'bersih-bersih' loyalis Anis Matta. Menurutnya, Anis Matta masih duduk dalam kepengurusan PKS.
Mantan Presiden PKS itu akan duduk dalam bidang kerjasama internasional. Jadi, tidak benar adanya upaya pengurus baru membersihkan loyalis Anis Matta. Sebab, menurut Mahfudz, pergantian personel dalam partai merupakan hal yang biasa.
"Untuk regenerasi saja, memang banyak wajah baru dalam kepengurusan secara usia yang jauh lebih muda," jelasnya.