REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas hidup pengungsi Suriah begitu memprihatinkan. Situasi itu mendorong Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus bergerak membantu pengungsi.
Senior Vice President of Global Strategic Communication ACT, Imam Akbari mengatakan, bantuan yang akan diberikan kepada para pengungsi di Suriah tidak hanya akan berhenti di Jerman saja. Bantuan akan terus dilakukan ACT secara komprehensif kepada para pengungsi Suriah, sampai setiap orang mendapatkan kembali kehidupan mereka yang layak atau bahkan lebih baik.
Selama ini, lanjutnya, banyak NGO yang secara tidak sadar sudah melestarikan status pengungsi. Tanpa berpikir bagaimana membangun kehidupan para pengungsi ke depan. "Pengungsi harus tingkatkan kualitas hidup mereka," kata Imam ketika ditemui Republika, pada Senin (14/9) siang.
Imam mengimbau apabila masyarakat memang berniat memberikan bantuan, baik moril maupun amteril, agar dapat memberikan bantuan terbaik kepada mereka yang hendak diberikan bantuan. Sebab, siapapun orangnya pasti akan senang diberikan barang bagus atau baru, tidak terkecuali para pengungsi Suriah yang berada di sejumlah negara, termasuk Jerman.
Ia berterima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan masyarakat. Namun, tidak jarang bantuan terbilang kurang layak untuk digunakan atau dikonsumsi. Salah satu contohnya, pakaian yang setelah disortir ternyata banyak yang sudah tidak layak pakai.
"Contohnya, mie instan yang secara medis sebenarnya tidak boleh dikonsumsi terlalu sering oleh seseorang," kata dia.
Ia menyarankan agar masyarakat dapat memberikan bantuan yang terbaik kepada mereka yang hendak dibantu, termasuk para pengungsi di Suriah. Imam menegaskan kalau hal itu dilakukan, agar para pengungsi yang hendak diberikan bisa mendapatkan penghidupan yang juga layak, atau bahkan mampu meningkatkan kualitas hidup mereka dengan bantuan yang diberikan.