REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga pria yang terhimpun dalam Gerakan Dukun Penyelamat (DUPA) menggelar ritual dan ruwatan di depan pelataran gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (14/9) kemarin. Mereka mendorong KPK untuk berani menangkap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait lahan Rumah Sakit Sumber Waras.
Basuki menanggapi aksi tersebut dengan tantangan. Ia menantang dukun yang menggelar ritual di gedung KPK untuk datang ke Balai Kota DKI. "Lebih baik dukunnya ke Balai Kota bakar kemenyan," kata Basuki.
Menurut Ahok, sapaan akrabnya, dukun tersebut seharusnya menggelar ruwatan di kantor kerjanya. Bukan justru di KPK yang letaknya berjauhan dengan kantornya. Ia menyebut hak pria yang mengaku dukun tersebut untuk mendoakan yang aneh-aneh. Mulai dari jadi koruptor, gila hingga mati. Ia mengaku tidak takut.
Mantan bupati Belitung Timur ini justru menantang mengadu ilmu yang lebih canggih. Ilmu miliknya yakni percaya Tuhan atau ilmu perdukunan. "Suruh bakar di sini saja, biar tahu ilmu siapa yang lebih canggih, ilmu percaya Tuhan apa ilmu percaya dukun?" pungkasnya.
Sebelumnya, aksi para dukun tersebut dilakukan karena menganggap KPK telah dilemahkan oleh koruptor dan para mafia hukum yang menjadi roh halus ganas pengisap uang rakyat. Termasuk salah satunya yang dituntut adalah Ahok.