REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Pola konsumsi masyarakat saat ini dinilai ada perubahan. Perubahan ini menimbulkan pemborosan yang sebenarnya tidak seharusnya dirasakan oleh masyarakat kurang mampu.
Ketua Apindo Kota Cimahi Roy Sunarya menuturkan, pola konsumsi masyarakat saat ini sudah bergeser. Dulu, lanjut dia, masyarakat lebih membutuhkan beras dan pangan menjadi kebutuhan utama. "Tapi sekarang kita bisa lihat, orang-orang lebih memerlukan baterai daripada beras," tutur dia, Rabu (16/9).
Menurut dia, pola konsumsi seperti itu amat terlihat jelas pada kondisi masyarakat di perkotaan. Orang kota lebih senang untuk memenuhi kebutuhan komunikasinya ketimbang untuk dirinya sendiri.
"Saya enggak tahu kebutuhan mendasar bagi mereka itu apa. Kalau dulu kan pangan, kalau sekarang kayaknya baterai. Orang sekarang lebih banyak mencari baterai ataupun colokan listrik. Rela enggak makan karena terus main dengan itu, bagi orang kota," ujar dia.
Selain itu, gaya hidup pun kini dirasakan berubah. Ia menjelaskan, orang tua dulu, memberikan petuah kepada anaknya untuk menabung agar bisa membeli rumah.
Namun, sekarang, malah banyak anak-anak bergaya dengan niat untuk memperlihatkan gengsi di depan orang lain. "Sebenarnya kan kalau mau kaya ya jadi pengusaha, jangan jadi pekerja," ujar dia.
Akibat kondisi demikian, daya beli terhadap pangan di daerah perkotaan pun menjadi melemah. "Bukan berarti enggak butuh beras, beras butuh tetap, rata-rata kalau yang saya lihat pola konsumsi itu berubah. Sampai mengorbankan tidak makan," ujar dia.
Namun, daya beli yang melemah pun disertai dengan adanya perlambatan ekonomi. Kondisi itu pun terjadi tingkat regional. Sebab, sebetulnya pasokan barang di pasar-pasar itu masih banyak. Tapi, hanya sedikit warga yang datang untuk membeli.
"Pasar itu agak turun. Setok barang di perusahaan juga banyak. Artinya daya belinya melemah," tutur dia.