REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pengelola Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II mengungkapkan 58 dari total 76 penerbangan menuju dan dari Pekanbaru, Rabu, dibatalkan. Pembatalan dilakukan karena terganggu pencemaran asap pekat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera.
"Hari ini ada 16 aktivitas berangkat dan tiba dari enam maskapai melayani rute domestik atau internasional. Kita masih tunggu dua pesawat pada malam ini," papar Airport Duty Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Hasnan Siregar di Pekanbaru, Rabu (16/9) malam.
Kedua pesawat dari Jakarta itu masing-masing milik Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 198, dan Lion Air nomor penerbangan JT 392 yang akan menginap di area parkir bandara. Sesuai jadwal, kedua pesawat itu akan melakukan pendaratan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II sekitar pukul 20.35 WIB.
Namun, pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan informasi dari air traffic control/ATC atau pengatur lalu lintas udara yang berada di menara bandara setempat. "Dari 76 penerbangan, 58 diantaranya batal. Sebelumnya saya bilang ada 74 penerbangan, tapi dua penerbangan lakukan tambahan karena kemarin penumpang tidak terangkat yakni Lion dari Jakarta," ucapnya.
Sebelumnya, pada Senin (14/9), tercatat 72 dari total 74 penerbangan reguler terjadwal Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II terpaksa dibatalkan karena asap menutupi wilayah sekitar bandara. Pada Selasa, (15/9), otoritas bandara setempat mencatat 63 dari total 66 penerbangan reguler dari dan menuju Pekanbaru dibatalkan karena jarak pandang bertahan atau berada di bawah standar minimal pendaratan pesawat 1.000 meter.
Berdasarkan data Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyebutkan, setiap hari biasanya tidak kurang dari 60 kali pesawat terbang melakukan aktivitas landing atau pendaratan dan take off atau lepas landas. Penerbangan itu dilakukan oleh 11 maskapai baik rute domestik dan internasional seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air dan Malindo Air.