REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati sepak bola Ferrel Raymond Hattu mengharapkan agar PT Mahaka Sport punya konsistensi untuk kembali melanjutkan turnamen sepak bola usai pelaksanaan Piala Presiden 2015.
Mantan pemegang ban kapten Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Indonesia itu menilai sampai hari ini gelaran turnamen sepak bola bikinan PT Mahaka Sport itu sudah baik dalam pelaksanaannya. Menurut dia, Piala Presiden terbukti bisa kembali memberi harapan baru bagi pesepak bola Tanah Air.
Penilaian tersebut dikatakan Ferrel dengan melihat matinya liga nasional pascapembekuan PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora). "Kalau menurut saya, Piala Presiden ini sudah bagus. Beruntung saja ada yang mau bikin Piala Presiden ini. Pemain jadi bisa tetap main," kata Ferrel saat dihubungi, Jumat (18/9).
"Yang namanya pemain profesional itu nggak boleh berhenti. Dia harus tetap main. Masalahnya siapa yang mau bikin liga nasional lagi biar mereka bisa tetap main setelah ini (Piala Presiden)," kata Ferrel menambahkan.
Ferrel mengatakan, apa yang tampak dalam pelaksanaan Piala Presiden sudah boleh dikatakan memuaskan. Hanya Ferrel mengimbau agar pelaksana Piala Presiden tidak mengabaikan hak-hak klub peserta kompetisi. Sebab kata dia, kejuaraan yang mirip namun diselenggarakan pemerintah berakhir dengan catatan minus soal uang kompensasi pertandingan (match fee) yang sempat tertunggak.
Selain itu, Ferrel juga mendukung tambahan aturan main dari penyelenggara Piala Presiden dalam babak perempat final. Kata dia, aturan baru tersebut boleh saja dilakukan untuk menertibkan kebiasaan buruk para pemain di lapangan.
"Tapi memang ini Mahaka harus konsekuen ya. Klub-klub juga harus konsekuen. Karena aturan itu disetujui bersama sebelum pertandingan," sambung Ferrel
.Putaran perempat final Piala Presiden akan diselenggarakan Sabtu (19/9). Delapan klub akan kembali di pertandingkan. Yaitu PSM Makassar, Pusamania Borneo, Bali United, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, Arema Malang, dan Persib Bandung dan Persebaya.
Sejumlah aturan baru pun dibikin penyelenggara kompetisi untuk menambal beberapa catatan minus dalam babak-babak sebelumnya.Beberapa aturan baru tersebut di antaranya mengatur soal denda bagi klub dan sanksi pemain.