REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pemberontak Houthi membebaskan enam sandera asing, Ahad (20/9). Sandera asing itu sebelumnya sempat ditahan di ibu kota Yaman, Sanaa selama lebih dari lima bulan.
Para sandera yang dibebaskan kemudian naik pesawat dan akan terbang ke Oman. Pembebasan ini tak terlepas dari lobi-lobi yang dilakukan Arab Saudi, Amerika Serikat (AS) dan Oman.
Al Arabiya melaporkan para sandera terdiri dari tiga warga Amerika Serikat (AS), dua warga Saudi, dan seorang warga negara Inggris. Mereka semua warga sipil Namun, kata laporan itu, Houthi masih menyandera dua sandera guru asal Arab Saudi.
"Atas permintaan dari Pemerintah AS untuk membantu menyelesaikan masalah warganya yang disandera di Yaman, otoritas terkait (Oman) berkoordinasi dengan Pemerintah Yaman di Sanaa untuk membebaskan dua warga AS," kata Kementerian Luar Negeri Oman, seperti dikutip laman Al Arabiya, Senin (21/9).
Sandera yang dibebaskan mendapat kawalan angkatan udara Oman sampai ke Muscat. Sesampainya di Oman, para sandera kembali ke negara asal masing-masing.
Pejabat Houthi menolak untuk memberikan alasan penahanan mereka. Namun, kata Houthi, setidaknya salah satu dari sandera adalah seorang jurnalis yang disebut memasuki Yaman. Koalisi Saudi melancarkan serangan ke Houthi sejak 26 Maret lalu. Adapun Oman lebih memilih bersikap netral.