REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Amerika Serikat (AS) yang disiarkan pada Ahad (20/9) bahwa negaranya dan Washington telah mengambil langkah pertama mengurangi permusuhan mereka karena kesepakatan nuklir. Namun Iran tetap tak mempercayai AS.
Rouhani mengatakan, pihaknya percaya telah mengambil langkah pertama penurunan perseteruan antara Iran dan AS. Namun, ia menegaskan ketidaksepakatan, kurangnya kepercayaan terhadap AS tetap terjadi.
Kesepakatan nuklir yang tercapai pada Juli 2015 lalu antara Iran dan enam kekuatan dunia yaitu memudahkan sanksi kepada Iran sebagai imbalan karena mau membatasi program nuklirnya. Rouhani yang diwawancarai di Teheran, Iran, menyatakan keyakinannya bahwa parlemen Iran dan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi juga akan menyetujui kesepakatan itu.
‘’Lembaga seperti parlemen dan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi biasanya tidak jauh dari opini publik dan (kebijakannya) bergerak kesana,’’ katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Senin (21/9).
Dalam konflik Suriah, Iran telah mendukung Presiden Bashar al-Assad. Rouhani mengatakan Assad harus tetap berkuasa setidaknya sampai kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikalahkan. "Bagaimana kita bisa melawan teroris tanpa pemerintah yang tinggal (memerintah)?" tanyanya.