REPUBLIKA.CO.ID, SERANG - Meninggalnya advokat senior Adnan Buyung Nasution, meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia. Tak terkecuali bagi Gubernur Banten Rano Karno. Bahkan ia punya pandangan tersendiri terhadap sang pengacara kondang.
"Saya merasakan kehilangan yang mendalam pada seorang abang yang telah mengajarkan pada saya, bahwa kebesaran kita sebagai manusia terletak pada ikhtiar terus menerus untuk peduli dan berbagi pada sekitar," kata Gubernur Banten, Rano Karno, Rabu (23/9).
Di mata Rano selaku budayawan, Adnan Buyung merupakan sosok yang tegas dan selalui menghargai perbedaan pendapat. Dimana, perbedaan yang ada selalu ditanggapi dengan diskusi yang cerdas.
"Kita bisa berbeda pandangan dengan almarhum. Tapi satu hal yang bisa kita kenang dan teladani dari sosok almarhum adalah kesediaannya untuk selalu membuka ruang dialog dan diskusi. Perbedaan baginya bukan ancaman. Keberagaman justru dirayakan dengan rasa syukur," katanya, Rabu (23/9).
Rano mengaku banyak belajar dari Adnan yang konsisten terus mewujudkan mimpi dan cita-cita besarnya bagi bangsa dan negara. "Bang Buyung dikenal dengan ketegasannya, tekadnya yang membatu dalam memperjuangkan keyakinannya. Dari almarhum kita bisa belajar tentang kesetiaannya pada cita-cita dan keyakinan," tegasnya.
Sekedar diketahui, Adnan Buyung Nasution mulai dirawat sejak pekan lalu yang awalnya mengalami sakit gigi. Sang pengacara senior sudah menderita gagal ginjal sejak Desember 2014 kemudian harus mengalami perawatan lebih lanjut setelah menjalani pencabutan gigi.