Rabu 23 Sep 2015 18:49 WIB

Adnan Buyung Meninggal, Hinca Terkenang Peristiwa Semanggi I

Suasana duka keluarga dan kerabat Pengacara Senior Adnan Buyung Nasution di Jalan Poncol Lestari, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (23/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Suasana duka keluarga dan kerabat Pengacara Senior Adnan Buyung Nasution di Jalan Poncol Lestari, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menyampaikan duka cita atas meninggalnya tokoh hukum nasional Adnan Buyung Nasution. Hinca mengatakan almarhum adalah orang yang peduli dan konsisten dalam penegakan HAM.

Sebagai Advokat, Hinca mengaku sangat mengenal Adnan Buyung. Oleh karena itu ia merasa wafatnya Adnan Buyung bukan hanya kehilangan bagi rakyat namun seluruh advokat Indonesia.

"Saya dan semua advokat serta rakyat Indonesia kehilangan tokoh, abang dan orang besar. Almarhum adalah figur yang anti otoriterisme," ujarnya Rabu (23/9).

Hinca pun menceritakan pengalamannya bersama Adnan Buyung saat peristiwa Semanggi I tahun 1998. Ia mengungkapkan saat itu almarhum sering datang ke Unika Atmajaya Jakarta, dan sebagai pembantu dekan 3 yang mengurus bidang kemahasiswaan, Hinca sering bertemu dengan almarhum.

"Saya ingat, saat kami melihat almarhum Wawan tertembak peluru dan gugur, beliau mengelus kepala saya dengan penuh duka dan mengatakan 'jangan menyerah bung Hinca'. Lalu semua mahasiswa dan dosen yang ada di tempat itu berbaur sedih, meneriakkan "hidup mahasiswa"," jelasnya.

"Kini bang buyung pun meninggalkan kita. Tak terlupakan dan selamat jalan Bang Buyung, guru, sahabat dan panutan kami," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement