REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Mantan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni menyatakan Soeharto wafat tidak meninggalkan "isme" atau "faham" guna membangun dinasti, tetapi meninggalkan banyak karya untuk meningkatkan derajat anak bangsa yang patut diteladani.
Pernyataan tersebut dinyatakan Maftuh Basyuni saat khutbah Idul Adha di Kalitan Solo, Kamis (24/9(), yang sekaligus pula sebagai tanda peresmian pemakaian masjid Nurul Iman Ndalem Kalitan setelah direnovasi. Sebelum shalat Idul Adha, puteri sulung mantan Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana yang akrab disapa Mbak Tutut, membuka papan selubung masjid yang berada di kawasan pemukiman keluarga Soeharto tersebut.
Hadir pada saat mantan Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi yang turut membacakan doa. Putera-puteri keluarga Soeharto di antaranya Sigit Harjojudanto, Siti Hediyanti Hariyadi, Hutomo Mandala Putra, dan Siti Hutami Endang Adiningsih. Tampak pula Ketua Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) Sulastomo, mantan Kepala BKKBN Haryono Suyono, mantan menteri Koperasi Subiyakto Cakrawardaya, dan sejumlah rekan terdekat Soeharto.
Maftuh mengatakan, dahulu Nabi Ibrahim beserta puteranya Ismail berkurban, kemudian Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya, juga telah berkurban. Kemerdekaan yang diperoleh Bangsa Indonesia juga berkat perjuangan dan pengorbanan para pejuang kala itu.
"Sekarang ini giliran kita, yang saat ini sedang menjalankan peran kehidupan di pentas bumi ini untuk berjuang dan berkorban demi tegaknya nilai-nilai agama dan kemaslahatan umat manusia," katanya.
Maftuh mengatakan, kehadiran Masjid Nurul Iman merupakan salah satu bentuk pengorbanan yang digagas dan dilaksanakan oleh almarhum HM Soeharto guna mengambil peran dalam syiarnya, tegaknya dan berkembangnya agama di negeri ini.
Dengan inisiatifnya, lanjut dia, kini telah terbangun 999 masjid di seluruh wilayah Indonesia. "Di samping itu, Pak Harto telah membangun masjid terbesar setelah Istiqlal, yaitu Masjid At Tin. Bahkan di Bosnia pun beliau membangun masjid cukup besar," katanya.
Di sisi lain banyak pejabat dari berbagai kalangan, bahkan menteri, sebagai alumni penerima beasiswa. Hampir 50 ribu anak tergabung dalam 1.600 panti asuhan menerima bantuan biaya makan dan perawatan kesehatan setiap bulannya, katanya.