Kamis 24 Sep 2015 17:53 WIB

Setop Suudzhon....Ujian Bertubi-tubi di Haji Tahun Ini

Ustaz Erick Yusuf
Foto: Republika/Darmawan
Ustaz Erick Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Ustaz Erick Yusuf*

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Lagi tangis kembali berderai menetes, lagi darah tumpah bersimbah, lagi tubuh-tubuh bergelimpangan, lagi remuk redam rasa ini ketika melihat kembali musibah terjadi di haji tahun ini. Dari berita terakhir barusan yang saya terima korban sudah mencapai 220 orang yang meninggal dan 400 orang yang cedera.

Saya terus mencoba kontak dengan beberapa teman-teman yang sedang berhaji dan membimbing haji untuk mendapatkan berita terkini langsung dari Mina. Kami pun saling kontak, juga dengan beberapa jama’ahyang keluarganya sedang berhaji untuk menanyakankeadaan sanak saudara dan handai taulan di sana.

Kali ini Allah SWT sedang bertubi-tubi menguji kitasemua. Dalam haji tahun ini belum lama badaimenerjang, crane yang jatuh, hotel yang terbakar, lalusekarang tragedi Mina. Setop suudzhon atau berburuk sangka. Jauhi, murnikan hati kita dari segala ucapan yang buruk, prasangka yang buruk, keinginan menyalahkan, bahkan sedikitpun kilasan pikiran yang keluar dari hati yang kotor. Ini ujian untuk kita semua. Ujian bukanhanya untuk mereka yang tertimpa musibah tapi juga untuk kita semua. Berempatikah kita, mau menolongkah kita, sampai sejauh mana kepedulian kita?

 

Dalam setiap kesempatan, saya selalu menegaskan bahwa “Alhamdulillah ‘ala kulli hal” segala puji bagiAllah terhadap apapun yang terjadi. Karena apapunbentuk yang diberikan pada kita orang mu’min Insya Allah itulah yang terbaik bagi kita. selalu mengedepankan husnudzhon (berbaik sangka) terhadap ketetapan Allah SWT.

Apalagi jika kita mengetahui dalam hadist dinyatakan :

“Mati syahid selain yang terbunuh di jalan Allah, adatujuh, mati karena penyakit tha’un (lepra) syahid, matikarena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit di dalam perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa bangunan(benturan keras) syahid, dan wanita yang mati karena mengandung (atau melahirkan) syahid” (HR. Abu Dawud no 3111, dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani).

Berikut penjelasan Ibnu At-Tiin yang dinukil oleh IbnuHajar dalam Fathul Bari :

“Ibnu At-Tiin berkata, ‘Semua yang tertimpa musibah inimerasakan sakit kematian yang keras, Allah karuniakan itu kepada umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai penghapus dosa-dosa dan tambahan pahala bagi mereka yang mengantarkan mereka mencapai derajat para syuhada’” (Bab al-SyahadahSab’un Siwal Qatl).

Tentu kita mesti mengevaluasi secara detail apa yang bisa kita benahi dalam tatanan upaya. Tapi mariutamakan menyatukan doa-doa kita untuk saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Al fatihah.....aamiin.

Pimpinan lembaga dakwah kreatif iHAQi

Twitter: @erickyusuf

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement