REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Arab Saudi menyebut semestinya Iran tidak menjadikan musibah ini sebagai komoditas politik. Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir dinilai gerah dengan sindiran presiden Iran, Hassan Rouhani yang membawa seruan onvestigasi terhadap Saudi hingga ke markas PBB.
"Saya berharap para pemimpin Iran akan lebih masuk akal dan lebih bijaksana berkaitan dengan orang-orang yang tewas dalam tragedi ini. Baiknyua menunggu sampai kita melihat hasil dari penyelidikan," ujarnya di sidang PBB, Sabtu (26/9).
Jubeir meminta semua pihak untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan pihak otoritas dalam tragedi yang menewaskan lebih dari 700 jamaah dari berbagai negara tersebut. Menurutnya, kerajaan Arab Saudi tentunya telah memiliki rekam jejak penanganan musibah seperti ini.
"Dan kami akan memastikan bahwa kita akan belajar dari kondisi ini dan kami akan memastikan bahwa hal itu tidak terjadi lagi. Saya ingin mengulangi lagi ini bukan situasi yang dapat digunakan untuk bermain politik," tegas Jubeir.
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani menekankan diadakannya penyelidikan terkait peristiwa jamaah haji yang terinjak-injak di Arab Saudi. Seruan itu disampaikan Rouhani dalam pidatonya di markas PBB, Sabtu (26/9).
Menghadiri pertemuan puncak pembangunan PBB, Rouhani mengungkapkan rasa penyesalan yang menyayat hati atas insiden di Mekah pada Rabu (23/9). Korban tewas dilaporkan naik menjadi 769 termasuk sedikitnya 136 warga Iran.
Pernyataan Rouhani datang di tengah ketegangan antara Iran dan Arab Saudi selama konflik di Yaman dan Suriah, di mana Riyadh melihatnya sebagai upaya Teheran untuk memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut.