REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan 25 pesawat dan helikopter untuk memadamkan api dan asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Operasi ini adalah operasi udara terbesar dibandingkan saat kebakaran hutan dan lahan tahun 2014 lalu.
"Ancaman karhutla (kebakaran hutan dan lahan) berpotensi hingga akhir November 2015 jika pencegahan tidak dilakukan dengan keras dan tegas," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Senin (28/9).
Pesawat dan helikopter yang dikerahkan terdiri dari 19 heli water bombing, 2 pesawat Air Tractor water bombing, dan 4 pesawat hujan buatan. Sebanyak 19 heli disebar di beberapa daerah diantaranya tiga unit di Riau, empat unit di Jambi, lima unit di Sumatera Selatan, dua unit di Kalimantan Barat, tiga unit di Kalimantan Tengah dan dua unit di Kalimantan Selatan.
Selain menambah bantuan pesawat untuk memadamkan api, mereka juga menggunakan empat pesawat untuk membantu proses hujan buatan di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Pada 2014 lalu mereka hanya menggunakan 12 helikopter dan 3 pesawat untuk membantu proses hujan buatan.
Sementara itu operasi darat BNPB mengerahkan 20.837 personel tim gabungan yang terdiri dari 3.773 personel TNI pusat, 1.444 personel TNI Riau, 1.294 personel Sumatera Selatan, 500 perseonel Kalimantan Tengah, dan 535 personel Kalimantan Selatan.
Mereka juga mengerahkan Polri dari satuan Brimob dan Penyidik dari pusat sebanyak 770 personel.
Hingga saat ini diakui Sutopo pemadaman api terkendala karena cuaca kering, terbatasnya air dan sarana prasarana serta luasnya wilayah yang terbakar.