Selasa 29 Sep 2015 11:19 WIB

Paket Deregulasi: Konstruksi Boleh Dilakukan Meski Izin Belum Lengkap

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemangkasan prosedur izin investasi akan menjadi salah satu isi paket deregulasi tahap dua yang akan dikeluarkan pemerintah.  Dengan deregulasi ini, investor bisa mengurus kelengkapan izin sambil melakukan konstruksi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan, pemangkasan izin perlu terus dilakukan untuk memudahkan investor dalam mengurus perizinan investasinya. Selama ini, ujar dia. investor harus melengkapi berbagai macam perizinan sebelum bisa melakukan konstruksi.

"Ini akan coba kita pangkas tahapannya. Misanya izin investasi bisa dilakukan investor sambil melakukan konstruksi dan melengkapi perizinan lainnya," kata Franky di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (28/9).

Franky menjelaskan, ada tiga prinsip dasar yang dibutuhkan dalam sebuah investasi,  Yakni izin prinsip, lingkungan dan lokasi.  Rencananya, investor sudah diperbolehkan melakukan konstruksi jika telah memiliki izin prinsip. "Izin-izin lainnya bisa diproses sambil berjalan," kata Franky.

Biasanya, tambah Franky, seorang investor membutuhkan waktu 6 bulan hingga satu tahun untuk mendapatkan izin prinsip sampai diperbolehkan melakukan konstruksi. Karena itulah, pemangkasan izin ini diharapkan bisa mempercepat realisasi investasi di Indonesia.

Meski begitu, pemangkasan izin ini hanya diperuntukkan bagi investasi di kawasan industri. Alasannya karena kawasan industri sudah punya semua izin seperti izin lingkungan dan lokasi. Namun, sebuah perusahaan tetap harus mengelola limbahnya sesuai acuan baku mutu.

"Kalau deregulasi ini jadi diterapkan, investor hanya perlu memakan waktu satu haru untuk mengurus izin dan kemudian melakukan konstruksi," kata Franky.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement