Kamis 01 Oct 2015 16:47 WIB

DPD: Tangkap Semua Pihak Terlibat Pembunuhan Sadis Salim Kancil

Rep: Eric Iskandarsyah Z/ Red: Bilal Ramadhan
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam solidaritas Surabaya untuk Salim Kancil melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (1/10).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam solidaritas Surabaya untuk Salim Kancil melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mengutuk keras terjadinya penganiayaan dan pembunuhan petani di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasiran, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu pekan lalu.

"DPD mendesak pemerintah agar mendorong aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan yang menyeluruh, yakni tidak saja pelaku dan aktor intelektual namun juga orang-orang yang berada di belakang aksi tersebut, termasuk pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya tindak kriminal tersebut," ucap Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad, Kamis, (1/10) di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

DPD juga meminta agar pemerintah dapat mengusut pejabat-pejabat pemerintah yang dianggap lalai sehingga kejadian kelam ini dapat terjadi. Bila terbukti bahwa pihak-pihak pemerintah setempat lalai terhadap laporan Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa yang keberatan atas penambangan pasir illegal tersebut dan lalai terhadap perlindungan warga, maka mereka harus diberi sanksi keras.

"Kekerasan semacam ini sama sekali tidak dapat diterima karena menodai hukum, kemanusiaan dan menodai negara karena kekerasan dilakukan di Balai Desa yang sejatinya adalah simbol representasi negara di pedesaan," ujar dia.

Sebagaimana terungkap dalam investigasi Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan) Surabaya, tindak kekerasan tersebut merenggut nyawa Salim Kancil dan melukai Tosan hingga lambungnya pecah.

Keduanya adalah petani dan anggota Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa yang menolak penambangan pasir secara illegal. Investigasi yang dilakukan Kontras Surabaya mengungkapkan bahwa kedua korban dianiaya secara brutal dengan dipukuli oleh sekitar 30 orang dan dihajar membabibuta sampai warga takut menolong. Salim Kancil bahkan diculik saat sedang menggendong cucu dan kemudian dibunuh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement