REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku senang mengetahui angka kemiskinan di Jakarta pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 0,16 persen dibandingkan tahun lalu.
"Bagus sekali ada penurunan angka kemiskinan di Jakarta. Artinya, upaya kita menurunkan angka kemiskinan sudah mulai membuahkan hasil," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (2/10).
Menurut dia, salah satu faktor yang menyebabkan turunnya angka kemiskinan di Jakarta, yaitu semakin banyaknya warga yang berprofesi sebagai tukang ojek berbasis aplikasi ponsel pintar (smartphone). "Sebetulnya banyak sekali faktor yang menyebabkan turunnya angka kemiskinan di Jakarta pada tahun ini. Salah satunya ya karena adanya ojek aplikasi. Tapi, itu bukan faktor satu-satunya," ujar Djarot.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan banyak hal yang telah dilakukan Penerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk menurunkan angka kemiskinan. Salah satunya, yakni dengan melakukan relokasi warga yang ada di bantaran kali ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
"Melalui relokasi itu, warga memiliki kehidupan yang lebih baik dan mendapatkan hunian yang manusiawi. Lalu, kami juga menggelar kegiatan bursa lowongan kerja (jobfair) kepada para pencari kerja," tutur Djarot.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 tercatat sebanyak 398.920 jiwa atau 3,93 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta.
Sedangkan pada September 2014, jumlah penduduk miskin di Jakarta mencapai 412.790 jiwa atau 4,09 persen. Dengan kata lain, jumlah penduduk miskin di ibukota mengalami penurunan sebanyak 13.870 jiwa atau 0,16 persen dibandingkan September 2014.