REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menyebut pelurusan sejarah para pemimpin Indonesia penting. Hal ini bisa meminimalisir gesekan kubu yang berselisih atas kebenaran sejarah.
Saat dimintai komentar soal permintaan maaf negara kepada bung Karno yang dituding PKI, Tjahjo menilai permintaan maaf bukan dalam bentuk harfiah. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan adanya pelurusan sejarah masa lalu.
"Sebenarnya soal bung karno kita sudah beri banyak penghargaan dan pengakuan sebagai pahlawan. Jika memang ada sejarah masa silam yang masih simpang siur, negara berkewajiban untuk meluruskan hal tersebut," ujar Tjahjo, Rabu (7/10).
Menurut Tjahjo, pelurusan sejarah itu tidak hanya dilakukan yang terkait dengan Soekarno, tetapi bagi pahlawan dan tokoh nasional lain. Terkait pelurusan sejarah Bung Karno, Direktur Jenderal Politik Kemendagri akan melakukan kajian dan memberikan rekomendasi tentang wacana permintaan maaf.