Rabu 07 Oct 2015 19:48 WIB

Menkes Sebut Masker N95 Justru Buat Susah Bernafas

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah siswa kelas I SDN 15 mengenakan masker saat hari pertama sekolah kembali aktif di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (5/10).
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah siswa kelas I SDN 15 mengenakan masker saat hari pertama sekolah kembali aktif di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat korban asap di Sumatra dan Kalimantan menuntut pemerintah mendistribusikan masker jenis N95 karena masker tipis biasa dinilai tak mempan untuk melawan asap. Namun, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek justru mengatakan masker N95 tak baik untuk pernapasan.

"Dari perhimpunan dokter ahli paru mengatakan (masker dari pemerintah) itu sudah yang terbaik. Kalau masker N95 itu susah untuk bernafas," ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (7/10).

Dia menjelaskan, masker N95 memiliki pori-pori yang sangat kecil. Sementara, partikel polutan dari asap ukurannya lebih besar. Jika partikel itu menempel di masker, maka akan menutup pori-pori udara sehingga pemakainya akan sulit bernapas.

Sementara, masker standar yang diberikan pemerintah tetap mampu menahan partikel polutan. Namun, karena pori-pori masker lebih besar, penggunanya dapat lebih mudah bernapas. Dengan demikian, Nila menyimpulkan penggunaan masker dari pemerintah sudah tepat.

Kendati begitu, Menteri Nila tetap mempersilakan apabila warga merasa lebih nyaman menggunakan masker N95.

"Kalau mau pakai N95 silakan, tapi hati-hati," ucapnya.

Kementerian Kesehatan, lanjut Nila, juga telah mengirim bantuan berupa obat, masker dan oksigen dengan total 27 ton. Di dalamnya juga termasuk masker N95 seperti yang diminta warga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement