REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Bermunculannya kembali gelandangan berpenampilan nyentrik atau sering disebut anak punk, mulai meresahkan masyarakat sekitar Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Warga minta ditertibkan.
"Kalau bisa, tolong ditertibkan saja. Kami jadi takut kalau mereka berkeliaran. Sudah penampilan sangar seperti itu, kadang kalau lagi mengamen, mereka marah kalau tidak dikasih. Itu kan sangat mengganggu," kata Ani, warga Sampit, Sabtu (10/10).
Beberapa pekan terakhir, sejumlah anak punk kembali muncul di Sampit. Mereka sering terlihat berkeliaran di sekitar Museum Kayu dan Taman Kota Sampit dengan penampilan urakan dan seolah tidak mau peduli dengan orang-orang di sekeliling mereka. Satuan Polisi Pamong Praja Kotim sudah beberapa kali menertibkan dan memulangkan para anak punk. Namun sekelompok anak muda ini kembali muncul, entah orang-orang yang sama sebelumnya, atau orang baru namun dengan komunitas yang sama.
Masyarakat khawatir kehadiran anak punk akan berdampak negatif terhadap pergaulan anak muda di daerah ini. Selain itu, kelompok anak muda yang berpandangan ingin hidup bebas tanpa aturan ini dikhawatirkan berbuat tindak pidana yang merugikan masyarakat. "Kamis lalu ada dua orang yang tepergok mencuri kotak wakaf di Masjid Al Falah sehingga sempat dihakimi warga. Mereka sudah meresahkan masyarakat. Mereka itu sepertinya bukan warga kita di Sampit ini, tapi datang dari daerah lain," kata Udin, warga lainnya.
Udin mengaku miris melihat kehidupan anak punk yang salah kaprah. Padahal, banyak contoh di daerah lain tentang kehidupan anak punk yang mandiri dengan kreativitas yang mereka miliki, bahkan bisa membawa manfaat bagi banyak orang di sekitar mereka.