REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meninjau langsung penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dengan sistem blocking kanal serta memberikan arahan kepada para Danrem, Dandim, dan perwakilan perusahaan-perusahan yang wilayahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Selasa (13/10).
Gatot datang didampingi KSAD Jenderal Mulyono, Gubernur Kalimantan Tengah Hadi Prabowo, Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen Lodewyk Pusung, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen Purwadi Mukson, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen Benny Indra Pujihastono, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen Toto R. Soedjiman dan Kapuspen TNI Brigjen Tatang Sulaiman.
Gatot dalam pengarahannya mengatakan, tujuan pembuatan kanal adalah untuk menampung air, berbeda dengan kanal-kanal yang dibuat oleh perusahaan adalah untuk mengeringkan lahannya digali, sehingga lahan yang tadinya basah airnya turun kemudian kering baru bisa ditanami.
“Kanal yang dibuat para prajurit TNI yaitu membuat kanal dengan dikasih block pada jarak-jarak tertentu agar airnya tidak keluar, kemudian dari kanal tersebut dibuat sodetan ke dalam dan dibuat embung-embung,” kata mantan KSAD tersebut.
Menuru Gatot, di dalam embung dasarnya di beri plastik, dengan tujuan bila penuh air, rembesannya lewat atas tetapi kalau tidak di beri plastik maka rembesannya lewat bawah dan hanya di lokasi itu saja, tujuannnya agar air menyebar ke segala penjuru tempat munculnya api. “Tujuan paling efektif adalah bila ada api disekat melingkar agar tidak meluas, setelah itu di block,” ujarnya.
Mantan panglima Kostrad tersebut menjelaskan, prajurit TNI dan anggota Polri tidak mempunyai kebun, tetapi dengan asap ini paling sengsara karena anggota saya dan anggota Polri berada di tempat-tempat perusahaan-perusahaan bapak sekalian.
“Kami minta bantuan bapak untuk membuat kanal-kanal ini ditempat lokasi perusahaan bapak dengan dibantu para Dandim dan Kapolres, agar membantu percepatan pembuatan kanal ini,” ujar Gatot.
Di akhir pengarahannya, Gatot menekankan, yang paling penting adalah disosialisikan kepada masyarakat di wilayah masing-masing. “Kepada para Pangdam agar di BKO kan Helikopter untuk berpatroli di wilayahnya, dan bila ada titik api segera dengan cepat untuk dipadamkan.”