REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR, Said Abdullah mengatakan, bangsa Indonesia tidak boleh dikapling-kapling hanya karena perbedaan keyakinan. Pasalnya, semua agama mempunyai hak yang sama dan setara, sehingga wajib hukumnya bagi semua anak bangsa untuk saling melindungi.
Karena itu, benih-benih sektarian harus dikubur dalam-dalam dan tak boleh hidup di bumi pertiwi ini. Terkait pembakaran gereja di Kabupaten Aceh Singkil, ia mengingatkan, merawat Indonesia sesungguhnya ditandai dari sikap dan perilaku positif yang cerdas dari seluruh elemen bangsa terhadap keragaman agama.
"Kekuatan kita adalah kekuatan yang dijalin dari perbedaan suku, agama dan daerah. Dan Indonesia bukan Timur Tengah,” kata Said kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/10).
Menurut dia, iman dari setiap pemeluk agama melarang mengganggu tempat peribadatan pemeluk agama lain. Iman sejatinya mengantarkan umatnya pada sikap toleran dan eksistensi damai. Karena itu, semua pemeluk agama wajib hukumnya menjaga agar agama tidak dijadikan sumber konflik.
“Agama menuntun kita pada pencerahan. Negeri ini tidak boleh dikapling-kapling karena perbedaan keyakinan,” ujar politikus asal Sumenep, Madura, Jawa Timur tersebut.
Apalagi, menurut dia, konstitusi memberi peluang luas bagi warganya untuk ekspresi sesuai keyakinannya. Para pendiri republik sadar bangsa di Nusantara ini amat beragam. Kebhinekaan bukan barang baru dan telah ada sejak negara ini belum lahir.
Namun, sungguh ironis apabila ekspresi keyakinan itu justru ingin menyingkirkan perbedaan atau kebhinekaan yang sudah lama ada. "Kita beruntung, dan bersyukur, bahwa para pendiri republik ini, terutama Bung Karno, telah menyumbangkan sebuah fondasi kebangsaan, yakni Pancasila," ucapnya.
Said pun meminta aparat penegak hukum agar mengusut tuntas dalang ataupun aktor intelektual di balik peristiwa pembakaran gereja itu. Dia berharap, siapa pun yang salah harus diberi sanksi sesuai aturan yang ada tanpa pandang bulu.
“Hukum harus ditegakkan selurus-lurusnya dan sehormat-hormatnya terhadap pelaku pembakaran gereja,” kata wakil ketua Banggar DPR tersebut. “Saya Muslim tapi tidak terima gereja dibakar dengan alasan apapun. Gereja adalah rumah Tuhan sebagaimana Masjid bagi umat Islam adalah rumah Tuhan."
Said melanjutkan, Proklamator Bung Karno secara tegas mengatakan republik ini tidak didesain untuk melindungi minoritas. "Tidak juga untuk memproteksi mayoritas. Tetapi, republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara, siapapun dia."