Sabtu 17 Oct 2015 09:57 WIB

Malaysia Tahan Pria Kosovo, Diduga Terlibat ISIS

Bendera Malaysia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Bendera Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Seorang lelaki warga Kosovo ditahan dalam operasi penggerebekan oleh Bagian Kontra Terorisme Bukit Aman di Kuala Lumpur pada 15 September 2015 setelah diduga terlibat dengan kelompok Negara Islam (IS).

Lelaki berusia 20 tahun itu juga diduga terlibat dalam peretasan beberapa jaringan berisi informasi rahasia milik pemerintah dan pasukan keamanan AS.

Kepala Polisi Negara Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan, tersangka memasuki Malaysia pada Agustus 2014 untuk melanjutkan pendidikan di bidang Sains Komputer dan Komputer Forensik di salah satu institusi pendidikan tinggi swasta di Kuala Lumpur.

Khalid seperti dikutip berbagai media setempat, Sabtu, mengatakan, hasil penyelidikan mendapati tersangka akan menyalurkan informasi yang berhasil diretasnya kepada bagian operasi IS sehingga mereka bisa melakukan aksi selanjutnya termasuk serangan siber ke atas sistem negara Barat itu.

"Hasil pengusutan awal juga mendapati, tersangka berkomunikasi dengan salah seorang pemimpin kanan kelompok teroris tersebut di Suriah, untuk mendapatkan informasi jaringan yang perlu diretas bagi mendapatkan informasi rahasia negara itu.

"Tangkapan awal dibuat berdasar UU Kesalahan Keselamatan (Langkah-langkah khusus) 2012 dan ditahan berdasar UU Esktradisi 1992 sambil menunggu prosiding ekstradisi ke Amerika Serikat," katanya.

Penangkapan tersangka merupakan hasil kerja sama Polisi Diraja Malaysia (PDRM) dengan Biro Penyelidik Federal (FBI) AS dalam menangani ancaman terorisme khususnya kelompok militan IS.

Sementara itu, menurut sumber, tersangka diduga merupakan ketua satu kelompok peretas di Kosovo dan dikenali dengan panggilan "Th3Dir3ctory".

Tersangka juga telah meretas sistem perusahaan milik beberapa individu di AS untuk mencuri informasi pribadi pegawai pemerintah dan anggota pasukan keamanan AS untuk disalurkan kepada kelompok teroris.

"Lebih ribuan informasi pribadi telah dicuri antara Juni hingga Agustus lalu, bahkan pada 11 Agustus lalu salah seorang anggota IS mengirimkan satu pesan melalui Twitter dengan menyatakan informasi pemerintah dan pasukan keamanan AS telah diretas IS.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement