Rabu 21 Oct 2015 22:40 WIB

Penari Sanduk Padati Jalan di Kota Malang

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Yudha Manggala P Putra
Salah satu sudut Kota Malang
Foto: Republika/Rakhmawaty
Salah satu sudut Kota Malang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Sebanyak 4.600 penari Sanduk dari 106 kelompok meramaikan perayakan HUT Kota Batu ke-14. Mereka secara berurutan dengan kelompok masing-masing menari Sanduk diiringi musik dan nyanyian tradisional asal Madura disepanjang jalan Sultan Agung Kota Batu.

"Jadi kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kebersamaan penari Sanduk se-Malang Raya dalam satu budaya tradisional," kata Ketua Umum Paguyuban Sanduk Kota Batu dan Koordinator Sanduk Malang Raya, Dian Katarina, Rabu (21/10).

Dian Katarina mengatakan, kegiatan perayaan Sanduk ini dalam rangka peringatan HUT Kota Batu ke-14. Tidak ada festival atau lomba tari Sanduk dalam kegiatan tersebut.

Dian Katarin mengatakan, dalam kegiatan perayaan tarian Sanduk kali ini dari KotaBatu diwakili oleh 24 Kelompok atau dari Kelurahan dan Desa ikut semua. Kelompok-kelompok penari Sanduk dari wilayah Kabupaten Malang seperti Pujon, Ngantang, Tumpang, dan lainya juga ikut dalam perayaan tarian Sanduk se-Malang Raya ini.

Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso selaku Panitia Pelaksana kegiatan mengatakan, pelaksanaan perayaan tari Sanduk sebagai upaya melestarikan budaya tradisional. Dimana tari Sanduk menjadi salah satu budaya tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat di Malang Raya.

"Melalui perayaan tarian Sanduk ini masyarakat bisa menampilkan keterampilan seni menarinya sambil menghibur masyarakat Kota Batu," kata Punjul Santoso.

Punjul, mengukapkan tarian Sanduk telah menjadi kesenian tradisional yang sudah menjadi bagian dari Kota Wisata Batu. Dengan demikian wisatawan yang datang ke Kota Batu akan bisa menikmati dan terhibur oleh tarian Sanduk yang digelar dalam rangka peringatan HUT Kota Batu ke 14 tahun 2015 ini.

"Kami berharap, melalui tarian Sanduk ini wisatawan akan semakin mengenal Kota Wisata Batu," tutur Punjul Santoso.

Sepanjang jalan pun membuat warga Kota Batu terkesima. Mereka berjajar untuk melihat tarian Sanduk yang menjadi salah satu hiburan tradisional kegemaran masyarakat.

"Seragamnya aneka ragam dengan ciri khas masing-masing sebagai penari Sanduk. Cukup menarik perayaan Sanduk kali ini, apalagi diikuti penari dalam jumlah cukup banyak," kata Pertiwi, salah satu penonton perayaan tarian Sanduk di Jalan Sultan Agung Kota Batu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement